Beranda | Artikel
Tiga Pintu Kebaikan - Khutbah Jumat
Senin, 4 Juni 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Tiga Pintu Kebaikan ini merupakan khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor. Mari kita simak dan download mp3 khutbah Jumat ini, semoga bermanfaat.


Khutbah Jum’at Tentang Tiga Pintu Kebaikan

Sesungguhnya diantara nikmat yang paling besar kepada kita adalah dibukakannya berbagai macam pintu-pintu kebaikan. Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu disebutkan didalam hadits Muadz bin Jabal. Pintu kebaikan itu ada tiga.

Suatu hari Muadz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ؛ قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ ! أَخْبِرْنِـيْ بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِـيْ الْـجَنَّةَ ، وَيُبَاعِدُنِـيْ مِنَ النَّارِ. قَالَ : «لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَـى عَلَيْهِ : تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ». ثُمَّ قَالَ : «أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَـى أَبْوَابِ الْـخَيْرِ ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْـخَطِيْئَةَ كَمَـا يُطْفِئُ الْـمَـاءُ النَّارَ ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِـيْ جَوْفِ اللَّيْلِ» ، ثُمَّ تَلاَ : تَتَجَافَـى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْـمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّـا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَآ أُخْفِيَ لَــهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَآءً بِـمَـا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ [السجدة : ١٦-١٧] رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu anhu , ia berkata, “Wahai Rasulullah! Jelaskan kepadaku amal perbuatan yang memasukkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, namun itu mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah Azza wa Jalla di dalamnya, yaitu: engkau beribadah kepada Allah Azza wa Jalla dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, melaksanakan shalat, membayar zakat, berpuasa Ramadhan, dan haji ke Baitullah.” Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukah engkau aku tunjukkan pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, sedekah memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seseorang di tengah malam.” Kemudian Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah Azza wa Jalla , “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Maka, tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (as-Sajdah/32:16-17) (HR. at-Tirmidzi)”

Lihatlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa pintu-pintu kebaikan ada tiga.

1. Puasa

Alhamdulillah, diantara nikmat yang besar yang Allah berikan kepada kita adalah bahwa kita diwajibkan puasa sebulan penuh dibulan Ramadhan. Ini nikmat yang agung saudaraku. Karena dengan puasa Allah gugurkan dosa-dosa kita, dengan puasa Allah subhanahu wa ta’ala angkat derajat kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni”. (HR. Bukhari & Muslim)

Dengan puasa, Allah subhanahu wa ta’ala memberikan banyak sekali keutamaan dan kelebihan-kelebihan. Pendidikan jiwa, demikian pula melatih kesabaran, melatih kedermawanan, demikian pula mensyukuri nikmat berupa makanan sangat sangat agung.

Puasa Membuka Pintu Kebaikan

Bagaimana tidak? orang yang sedang berpuasa pasti dia lebih dekat kepada kebaikan dan amalan shalih. Dia jauh dari maksiat. Hal ini karena syahwatnya telah ia tekan dengan laparnya tersebut. Dengan lapar itulah hatinya menjadi bening, fikirannya pun menjadi jernih, sehigga pada waktu itu akan terbuka kepadaya pintu-pintu kebaikan. Maka pintu ilmu pun terbuka. Karena dengan jernihnya hati dan beningnya fikiran, ilmu akan sangat mudah kita resapi, pelajari dan kita hafalkan.

Pintu amalan shalih pun akan terbuka. Karena dengan puasa syahwat kita ditekan sehigga keinginan kita berbuat maksiat pun menjadi kecil. Pada saat itulah jiwa berkeinginan untuk berbuat ketaatan dan dekat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Oleh karena itulah ketika datang seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meminta wasiat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang suatu amalan yang bisa ia amalkan, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada laki-laki tersebut:

عليك باصوم لا مثل له

“Hendaklah engkau melaksanakan puasa karena tidak ada yang semisal dengannya.” (HR. Nasaai, Ibnu Hibban dan Al Hakim)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengatakan bahwa puasa tidak ada tandingannya dari amal. Oleh karena itu, ini adalah amalan yang agung disisi Allah subhanahu wa ta’ala. Bahkan Syaikh Utsaimin rahimahullah mengatakan, ketika memberikan faidah إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى  (Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku). Bahwa karena puasa itu untuk Allah, berarti ini ada suatu keistimewaan. Disebutkan oleh para ulama, bahwa nanti dihari kiamat akan ada qishash. Ketika seseorang mendzalimi orang lain, maka dia akan membayar dengan seluruh amalannya kecuali amalan puasa. Amalan puasa tidak akan diberikan kepada manusia. Karena puasa hanya untuk Allah subhanahu wa ta’ala.

Ini menunjukkan keutamaan dan keistimewaan puasa saudaraku sekalian. Maka bersyukurlah kepada Allah yang telah memberikan nikmat beribadah berupa puasa ini. Janganlah kita menganggap bahwa ini hanyalah ibadah yang memberatkan diri kita. Tidak! Bahkan itu memiliki manfaat yang besar dalam kehidupan kita saudara-saudaraku sekalian.

2. Sedekah

Sedekah itu bisa memadamkan dosa sebagaimana air bisa memadamkan api. Oleh karena itulah Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi orang yang berinfak dijalan Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّـهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ ۗ وَاللَّـهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ﴿٢٦١﴾

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”  (QS. Al-Baqarah[2]: 261)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ فَإِنَّ اللهَ يَقْبَلُهَا بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّيْ أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ، حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ الْجَبَلِ.

Barangsiapa yang bersedekah dengan sesuatu yang senilai dengan sebutir kurma dari usaha yang halal, sedangkan Allah tidaklah menerima kecuali yang thayyib (yang baik), maka Allah akan menerima sedekahnya dengan tangan kanan-Nya kemudian mengembangkannya untuk pemiliknya seperti seorang di antara kalian membesarkan kuda kecilnya hingga sedekah tersebut menjadi besar seperti gunung.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahkan dihari kiamat, disaat matahari didekatkan satu mil, pasti kita akan mencari tempat berteduh. Didunia saja  ketika kita berada ditempat yang sangat panas, kita akan mencari tempat untuk berteduh. Apalagi nanti dipadang mahsyar.

Ternyata orang yang bersedekah, dia akan berada dibawah naungan sedekahnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “seseorang akan berada dibawah naungan sedekahnya kelak pada hari kiamat“. Bahkan seorang mayat ketika dia meninggal dunia ia berharap untuk kembali ke dunia untuk bisa bersedekah.

Oleh karena itu, orang yang senantiasa bersedekah, berinfak, memperhatikan orang-orang yang susah, maka orang itu akan dibukakan pintu-pintu kebaikan.

3. Shalat Malam

Tidak ada shalat sunnnah yang paling utama setelah shalat lima waktu kecuali shalat malam. Bahkan Al-Qur’an paling banyak menyebutkan tentang shalat malam. Ketika Allah menyebutkan tentang penduduk surga, Allah berfirman:

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ ﴿١٥﴾ آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَٰلِكَ مُحْسِنِينَ ﴿١٦﴾ كَانُوا قَلِيلًا مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ ﴿١٧﴾ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ﴿١٨﴾

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.”  (QS. Adz-Dzariyat[51]: 15-18)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan para sahabatnya shalat malam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “hendaklah kalian shalat malam, karena itu adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian.

Shalat malam merupakan penggugur dosa-dosa kita. Shalat malam merupakan kemuliaan bagi seorang mukmin. Oleh karena itulah, orang yang senantiasa shalat malam, Allah akan berikan kekuatan dihatinya diwaktu siang. Untuk senantiasa menjalankan ketaatan.

Lihatlah ketika Allah mengutus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berdakwah dikota Mekah. Tentu hal ini sangat berat. Ternyata yang Allah anjurkan kepada RasulNya adalah shalat malam. Allah mengatakan:

إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا ﴿٦﴾

Sesungguhnya beribadah di waktu malam adalah lebih mengokohkan hati dan itu ibadah yang paling baik.” (QS. Al-Muzzammil[73]: 6)

Saudara-saudaraku sekalian, tiga pintu kebaikan ini ada dibulan ramadhan. Diwaktu siang kita berpuasa, diwaktu malam kita shalat tarawih, maka tinggal satu lagi yaitu memperbanyak sedekah. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meningkatkan sedekahnya.

Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu anhuma berkata :

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَـكُوْنُ فِـيْ رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan, dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika bertemu dengan Jibril alaihissallam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Download dan simak mp3 khutbah jum’at tentang tiga pintu kebaikan

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau Google+ Anda. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.

 


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/31271-tiga-pintu-kebaikan-khutbah-jumat/